Definisi dan Pengertian Sejarah - Ada banyak yang menyebabkan mengapa orang menyimpan & menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, & catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), & hiburan. Namun dlm penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dgn kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern & intern. Kritik ekstern adalah kritik yg pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dgn melihat validisasi bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna & apa saja yg dpt dilihat secara fisik. Sedang kritik intern adalah kritik yg dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dpt dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sbg sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dlm pemilahan narasumber sampai dgn translasi ke bentuk digital atau tulisan.
Pengertian Sejarah
Sejarah & prasejarah
Dulu, penelitian ttg sejarah terbatas pada penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yg diceritakan. Akan tetapi, seiring dgn peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan cabang ilmu pengetahuan yg baru sekitar abad ke-19 & 20, terdapat pula informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, & cabang-cabang ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yg baru, serta menawarkan teori-teori baru ttg sejarah manusia. Banyak ahli sejarah yg bertanya: apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dlm ilmu sejarah, karena penelitian yg dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah istilah baru, yaitu nirleka, dikemukakan. Istilah "prasejarah" digunakan untuk mengelompokkan cabang ilmu pengetahuan yg meneliti periode sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis. Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah & prasejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti lebih dari sekadar narasi sejarah politik yg biasa mereka gunakan. Mereka mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah ekonomi, sosial, & budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di samping itu, ahli prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat yg biasanya termasuk dlm lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni). Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban, seperti yg ditemukan di Afrika Sub-Sahara & di Amerika sebelum kedatangan Columbus. Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade belakangan ini, pemisahan antara sejarah & prasejarah sebagian besar telah dihilangkan. Sekarang, tidak ada yg tahu pasti kapan sejarah dimulai. Secara umum sejarah diketahui sbg ilmu yg mempelajari apa saja yg diketahui ttg masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak ada pemisahan antara sejarah & prasejarah, ada bidang ilmu pengetahuan baru yg dikenal dgn Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yg dpt digunakan untuk mengetahui ttg sesuatu yg terjadi pada masa lampau (misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, & lain-lain), diterima sbg sumber yg sah oleh kebanyakan ahli sejarah.
Historiografi
Historiografi adalah ilmu yg meneliti & mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem kepercayaan & filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yg hakiki dlm semua penelitian yg bersifat historis (salah satu yg paling besar di antaranya adalah subjektivitas nasional), sejarah dpt dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yg dikenal dgn sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: cerita sejarah yg berlawanan atau kontra dgn fakta yg ada). Ada beberapa ahli sejarah yg menggunakan cara ini untuk mempelajari & menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yg ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dgn jenis cerita fiksi sejarah alternatif.
Historiografi adalah ilmu yg meneliti & mengurai informasi sejarah berdasarkan sistem kepercayaan & filsafat. Walau tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yg hakiki dlm semua penelitian yg bersifat historis (salah satu yg paling besar di antaranya adalah subjektivitas nasional), sejarah dpt dipelajari dari sudut pandang ideologis, misalnya: historiografi Marxisme. Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah) yg dikenal dgn sebutan "sejarah virtual" atau "sejarah kontra-faktual" (yaitu: cerita sejarah yg berlawanan atau kontra dgn fakta yg ada). Ada beberapa ahli sejarah yg menggunakan cara ini untuk mempelajari & menjelajahi kemungkinan-kemungkinan yg ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah sebaliknya berlangsung. Hal ini mirip dgn jenis cerita fiksi sejarah alternatif.
Metode kajian sejarah
Ahli-ahli sejarah terkemuka yg membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, & A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yg bersifat epik nasionalistik, & memilih menggunakan narasi kronologis yg lebih realistik. Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data & informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dlm sejarah. Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yg terilhami zaman gerakan hak asasi & sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial & ekonomi dlm kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dgn keras mempertanyakan keabsahan & perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi & subjektif atas sumber-sumber sejarah yg ada. dlm bukunya yg berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat.
Ahli-ahli sejarah terkemuka yg membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, & A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yg bersifat epik nasionalistik, & memilih menggunakan narasi kronologis yg lebih realistik. Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data & informasi untuk menelusuri kehidupan orang-orang dlm sejarah. Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yg terilhami zaman gerakan hak asasi & sipil, berusaha untuk lebih mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial & ekonomi dlm kajian sejarahnya. Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme dgn keras mempertanyakan keabsahan & perlu tidaknya dilakukan kajian sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi & subjektif atas sumber-sumber sejarah yg ada. dlm bukunya yg berjudul In Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans, seorang profesor bidang sejarah modern dari Universitas Cambridge di Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat.
Belajar dari sejarah
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yg sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yg sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan & kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yg pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, & hal-hal penting lainnya dlm kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dpt mempelajari apa saja yg memengaruhi kemajuan & kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dpt mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya & teknologi yg bermacam-macam, sepanjang zaman. Salah satu kutipan yg paling terkenal mengenai sejarah & pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yg tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya." Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengemukakan dlm pemikirannya ttg sejarah: "Inilah yg diajarkan oleh sejarah & pengalaman: bahwa manusia & pemerintahan tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yg didapat darinya." Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yg kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya." Winston Churchill, yg juga mantan jurnalis & seorang penulis memoar yg berpengaruh, pernah pula berkata "Sejarah akan baik padaku, karena aku akan menulisnya." Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yg terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah -- & pemelesetan fakta sejarah sesuai dgn apa yg mereka rasa benar. Pandangan yg lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah besar sehingga tidak mungkin dpt diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun mungkin ada yg dpt mengubah jalannya sejarah, orang-orang yg berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat gambaran secara keseluruhan. Masih ada pandangan lain lagi yg menyatakan bahwa sejarah tidak pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. dlm hal ini, ada banyak faktor yg menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul & terulang lagi. Maka, pengetahuan yg telah dimiliki mengenai suatu kejadian pada masa lampau tidak dpt secara sempurna diterapkan untuk kejadian pada masa sekarang. Tetapi banyak yg menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena pelajaran sejarah tetap dpt & harus diambil dari setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah kesimpulan umum dpt dgn seksama diambil dari kejadian ini, maka kesimpulan ini dpt menjadi pelajaran yg penting. Misalnya: kinerja respon darurat bencana alam dpt terus & harus ditingkatkan; walaupun setiap kejadian bencana alam memang, dgn sendirinya, unik.
Demikian Pengertian Sejarah yang semoga dapat bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar